Oleh : KH. Abdurrahman Wahid
SUATU hari di negara antah berantah, muncul suatu kebijakan baru yang
belum pernah dilakukan sebelumnya di negara lain.
Kebijakan itu yakni, setiap orang yang berstatus wakil dinaikkan
pangkatnya. Wakil presiden jadi presiden, wakil direktur menjadi
direktur, wakil komandan menjadi komandan wakil gubernur menjadi
gubernur, wakil RT menjadi ketua RT dan seterusnya. Yang penting dalam
program ini tidak ada penggusuran posisi. Perkara ada posisi ganda, itu
bisa diatur dalam pembagian tugasnya.
Masalah pembengkakan anggaran, semua ditanggung oleh negara. Sesudah
mantap dengan rencana itu, diajukanlah program ini ke DPR untuk
mendapatkan persetujuan mereka. Ternyata mereka menolak. Betul-betul
menolak keras. Bahkan, ditolak mentah-mentah dengan sangat keras.
Alasannya, program ini menyengsarakan anggota DPR. Bayangkan, mereka
akan berubah status dari wakil rakyat menjadi rakyat.
Fenomena Gila
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak. “Kenapa?” tanya Gus Dur.
“Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya,” jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke terbarunya.
Dijawablah oleh Gus Dur, “Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena ‘gila’,”.
Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
“Presiden pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi,” tutur Gus Dur yang kemudian terdiam sejenak.
Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita.
“Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila,” celetuk Gus Dur!.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkal-pingkal mendengar guyonan tersebut.
Indonesia Ga Maju-maju?
“saya tahu yang membuat negara kita ini gak maju-maju..
begini… Penduduk kita ini kan totalnya 225juta jiwa.nah, dari jumlah itu saya punya data yang menyebabkan negara ini gak maju-maju..
begini… Penduduk kita ini kan totalnya 225juta jiwa.nah, dari jumlah itu saya punya data yang menyebabkan negara ini gak maju-maju..
Dari 225juta penduduk indonesia, ternyata 112jutanya adalah anak-anak
dan lansia, sehingga penduduk indonesia usia produktif kerja itu
tinggal 113juta.
Dari 113 juta penduduk indonesia usia produktif kerja itu ternyata 12
jutanya adalah PNS pusat yang kerjanya hanya main catur dan
ngobrol-ngobrol, sehingga sisanya tinggal 101 juta, dari jumlah itu
sejumlah 64jutanya adalah PNS daerah yang kerjanya juga mirip dengan PNS
pusat (main catur dan ngobrol-ngobrol).
Sehingga sisanya tinggal 37juta jiwa.
Dari jumlah itu ternyata 32 jutanya adalah mahasiswa dan pelajar yang
tidak bekerja karena kuliah dan belajar.
sehingga sisanya tinggal 5 juta.
sehingga sisanya tinggal 5 juta.
Dari jumlah itu ternyata sejumlah 3.435.624 jiwa berada di Lembaga
pemasyarakatan, sehingga sisanya tinggal 1.564.376jiwa.
Dari jumlah itu ternyata sejumlah 1.564.374jiwa berada dirumah sakit.
Sehingga jumlah penduduk indinesia yang bekerja itu hanya tinggal 2
orang.
2 orang itu adalah anda dan saya.. tapi karena anda hanya
ketawa-ketawa saja, jadi penduduk Indonesia yang kerja itu hanya tinggal
satu orang saja… yaitu saya…
pantes, negara kita gak maju-maju…”
pantes, negara kita gak maju-maju…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar