SELAMAT DATANG DI IPANG'S BLOG

SEMOGA MENEMUKAN YANG ANDA BUTUHKAN
TERIMA KASIH TELAH BERKENAN MENGUNJUNGI BLOG INI

Kamis, 08 September 2011

CERITA MALAM

 Cerita Malam

Oleh : Iip Saripudin

         Malam begitu dingin, angin berhembus membelai ilalang dihamparan alam. Alunan simphony melenakan setiap insan yang terbaring diperaduan. Langit cerah, hamparan samudera terbentang luas sejauh mata memandang. Gunung-gunung menjulang tinggi, tegak berdiri tak tergoyahkan. Jantung berdetak seiring dengan jarum jam yang menempel di dinding, tik tok tik tok.
Mendekat seorang anak kepada ibunya, bertanya tentang benda di angkasa.
“Apa itu yang bertebaran di atas sana bu?”.
Dengan belai kasih sayang ibu menjawab pertanyaan anaknya.
“Agar kau ketahui nak, dulu sewaktu ibu seusiamu, ibu bertanya pada kakekmu tentang benda yang bertebaran di angkasa itu. Dan ibu mendapat jawaban bahwa yang bertebaran di atas sana dinamakan bintang. Ia selalu ada menghiasi malam ketika cuaca cerah. Kerlipnya yang bersahaja menyejukkan kita setiap memandangnya”.


Ditatapnya wajah sang ibu dengan pandangan penuh keheranan. Kembali satu pertanyaan mengalir dari mulutnya.
“Mengapa ia dinamakan bintang bu?”.
Senyumpun tersungging dari bibir sang ibu. Penuh kasih sayang dibelainya pemilik rambut indah di pangkuannya.
“Sesungguhnya ibu tak pernah menanyakan tentang hal itu kepada kakekmu mengapa ia dinamakan bintang. Tapi setahu ibu ia dinamakan bintang karena berada di atas sana nak”.
Tak cukup puas dengan jawaban ibu, si kecil dengan polosnya bertanya kembali dengan penuh harap.
“Berarti jika berada di bawah sini tidak dinamakan bintang, lalu dinamakan apakah jika berada di bawah sini bu?”.
Ibu tertegun sejenak. Keningnya berkerut, matanya menatap jauh ke atas sana. Kemudian di raihnya tangan mungil di dekatnya, dan di genggamnya  penuh kelembutan. Dengan senyum lembut diajaknya si kecil berjalan ke pelataran rumah. “Coba kau tanyakan pada bapakmu nak!”.
Si kecil pun menghampiri bapaknya yang tengah tertegun di pelataran rumah. Kembali ia mengulang pertanyaan yang ia berikan pada ibunya. Bapak tersenyum dan berusaha untuk menjawab pertanyaan sang anak.
“Agar kau ketahui nak, dulu sewaktu bapak seusiamu, bapak bertanya pada nenekmu tentang benda yang bertebaran di angkasa itu. Dan bapak mendapat jawaban bahwa yang bertebaran di atas sana dinamakan bintang. Adapun jika berada di bawah sini, nenekmu bilang dinamakan genting”.
Si kecil tersenyum, kemudian ia menyampaikan pada ibunya apa yang di dapatkan dari bapaknya.
“Oooooo genting bu !”.


Ibu menatap si kecil dengan penuh kelembutan, lalu ia berkata untuk anaknya.
“Sesungguhnya ibu pun memiliki jawaban yang sama dengan bapakmu, hanya saja ibu ingin meyakinkan bahwa ibu dan bapak mempunyai pandangan yang sama tentang hal itu”.
Waktu terus berlalu seiring desir angin berhembus menelusuri celah dahan-dahan pepohonan di sepanjang jalan. Awan putih bergumpal membentuk senyumnya. Gemuruh ombak bersahutan seakan tak henti membelai pasir di pesisir pantai. Kepada ibunya si kecil bertanya tentang benda bercahaya di angkasa.
“Apakah gerangan benda bulat yang bercahaya terang itu bu?”.
Demi anaknya sang ibu menjawab.
“Perlu kau ketahui nak, benda bulat bercahaya itu dinamakan bulan. Dan ia dinamakan bulan karena ia berada di atas sana. Adapun jika di bawah sini, cobalah kau tanyakan pada bapakmu dulu !”.  Si kecil segera mendekat pada bapaknya, dan mempertanyakan tentang sesuatu yang tak sempat ia tanyakan kepada ibunya.
Sang anak berusaha menyimak apa yang akan dikatakan bapak padanya.
“Perlu kau ketahui nak, jika berada di bawah sini dinamakan lampu bohlam”.
Si kecilpun tersenyum, rebah di pangkuan ibu, menatap bapaknya. Di pandanginya angkasa dengan tatapan mata menerawang  jauh ke atas sana. Kepada ibu dan bapaknya kemudian ia bertanya.
“Mengapa bintang dengan bulan hanya nampak pada malam hari saja?”.
Untuk kesekian kalinya bapak memberi penjelasan pada anaknya.
“Kelak, suatu saat nanti kau akan mengerti, tentang semua ini. Masih banyak hal yang harus kau ketahui dan kau fahami selain benda-benda angkasa tersebut. Dan kelak, kau harus mengetahui makna serta arti dari semua ini”.


Si kecil tak berhenti sampai disitu saja. Ia kembali menyampaikan apa yang ingin di ketahuinya.
“Aku ingin cepat besar bu, aku ingin cepat mengerti pak”.
Demi anak-anaknya sang bapak memberi pesan.
“Belajarlah yang rajin agar kau mengerti. Belajar dan teruslah belajar agar kau mampu memahami arti hidup ini”.
Ibu merasa ia pun harus memberi semangat untuk kemajuan anak-anaknya.
“Kau harus sanggup berjanji, jika sudah besar nanti, jangan lupa bahwa kau harus memperhatikan dan menolong yang kecil nak !”.
Di genggamnya tangan sang ibu dengan senyum lembut, di kecupnya dengan penuh kehangatan sebelum si kecil terlelap dalam tidurnya.
Palabuhanratu, Maret 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar